
Program TMMD merupakan bentuk nyata pengabdian TNI kepada rakyat untuk mempercepat pembangunan daerah, terutama di wilayah pedesaan. Melalui TMMD, TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat bergotong royong membangun infrastruktur, memperkuat ketahanan sosial, serta menumbuhkan semangat kebersamaan demi kesejahteraan bersama.
Turnamen ini diikuti 19 tim, terdiri dari 12 tim tingkat SD dan 7 tim tingkat SMP. Kompetisi akan berlangsung selama empat minggu, digelar setiap Sabtu dan Minggu pada sesi pagi dan sore.
Juli menekankan bahwa pengawas sekolah perlu adaptif terhadap perkembangan teknologi di era digital. Menurutnya, kemampuan literasi digital menjadi kunci untuk mendorong transformasi pendidikan menuju sistem yang cerdas, inklusif, dan berdaya saing tinggi.
Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, tokoh masyarakat, TNI, Polri, relawan, dan seluruh warga sangat penting. Karena penanggulangan bencana adalah tanggung jawab kita bersama.
Kedua infrastruktur vital tersebut meliputi jembatan penghubung antara Desa Peniti Besar dan Desa Peniti Dalam II, serta jembatan di ruas Jalan Segedong–Serok.
Peninjauan dilakukan untuk melihat secara langsung kondisi lapangan serta sistem pengelolaan sampah yang berjalan di TPA tersebut, termasuk pemberdayaan tenaga kerja dari masyarakat sekitar.
Ismail menegaskan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) harus menjadi contoh dalam kepatuhan dan ketaatan membayar pajak. Menurutnya, kewajiban tersebut harus segera diselesaikan dan dilaporkan sehingga berdampak pada peningkatan pembagian hasil pajak daerah.
Meningkatnya volume sampah di Mempawah tidak semata menjadi beban, melainkan indikator kemajuan aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Namun, tantangan tersebut harus diimbangi dengan strategi pengelolaan yang optimal.